footer logo

Mengenal dan memahami proses terbentuk dan terjadinya Api

Image result for Mengenal dan memahami proses terbentuk dan terjadinya Api

sepatu safety murah - Kecil jadi rekan, Besar jadi lawan, tersebut kurang lebih analogi API. Api dapat menghadirkan keuntungan bila teratasi dan dapat pula menghadirkan kerugian ketika api itu tidak teratasi.

Mengutip peribahasa " Tidak kenal maka tidak sayang ", maka baiknya kita mulai berteman dengan api dan akhirnya agar kita memahami apakah itu api. Tahu dan mengetahui type api dan karakternya adalah hal yang fundamental dalam pengelolaan kemungkinan kebakaran.

Api yaitu hasil dari sistem kebakaran ataupun pembakaran. Lalu apa bedanya ya pada kebakaran dan pembakaran???.. terdapat ketidaksamaan pengertian pada makna fire (kebakaran) dan combustion (pembakaran), walau sistem nya sama, namun pembakaran adalah sistem yang teratasi dengan kenaikan suhu dengan bertahap. Berlainan dengan kebakaran, kebakaran yaitu api yg tidak teratasi atau yang kemunculannya tidak diinginkan dan dapat membuat efek catastrophic (misalnya mengakibatkan kematian).

Api adalah reaksi kimia berkepanjangan pada bahan bakar dengan oksigen disertai dengan kenaikan suhu dan kemunculan cahaya. Sistem reaksi ini biasanya berkaitan dengan teroksidasinya bahan bakar oleh oksigen yang berada di atmosfir, walau demikian ada beberapa bahan bakar yang telah memiliki kandungan oksigen.

Terdapat dua type api yakni menyala (flaming) dan membara (smoldering). Api menyala yaitu sistem pembakaran yang melibatkan gas (bahan bakar dan oksidator berbentuk gas), misalnya yaitu ketika kita menyalakan lilin. Api membara melibatkan permukaan berbahan bakar padat dengan gas oksidator (biasanya oksigen di udara). Nyaris semua rusaknya karena kebakaran yaitu type api menyala, misalnya yaitu arang. Namun yang perlu diingat yaitu api menyala biasanya dengan diawali api membara yang kecil.

Pada saat lalu, sistem pembentukan api digambarkan oleh tiga komponen yang diperlukan sistem kebakaran ataupun pembakaran untuk terjadi. Komponen pertama yaitu oksidator, biasanya oksidator pada sistem kebakaran yaitu oksigen. Oksigen harus berada dalam komposisi yang tepat (pada 16% dan 21% pada udara) untuk mensupport sistem ini. Komponen ke-2 yaitu material yang dapat terbakar atau bahan bakar. Bahan bakar dapat berbentuk gas (contoh gas methane), zat cair (contoh bensin) atau zat padat (contoh kayu) Komponen ke-3 yaitu energi panas atau sumber penyalaan dengan energi panas yang cukup untuk menambah suhu bahan bakar ke suhu penyalaannya. Ke-3 komponen ini umum di kenal jadi segitiga api.

Bersamaan dengan waktu, segitiga api yang melukiskan tiga komponen sistem pembentukan api digantikan oleh deskripsi baru yakni sisi empat api (fire tetrahedron) di mana terdapat komponen baru yakni reaksi berantai kimia. Reaksi berantai kimia ini terjadi ketika bahan bakar mulai terurai atau terpecah oleh panas. Peneliti temukan kalau kelangsungan pembakaran bahan bakar di pengaruhi oleh beberapa panas (sekitar 13%) hasil pembakaran yang di transfer balik ke bahan bakar, hingga mengakibatkan bahan bakar mulai terurai dan melepas suatu " spesies " yakni suatu radikal bebas (suatu atom atau beberapa kumpulan atom yg tidak stabil dan harus gabung dengan atom beda untuk menjangkau stabilitas) dan terproduksi komponen gas mudah terbakar. Sistem penguapan dapat terjadi dengan atau tanpa ada dekomposisi kimia, bila dekomposisi kimia terjadi maka sistem ini di kenal jadi pyrolysis (Pyrolysis yaitu sistem pemecahan bahan bakar padat jadi komponen gas ketika dipanaskan).

Ketika sistem pembentukan api diawali, maka sistem ini selalu berjalan sampai salah satu keadaan di bawah terjadi :

  • Bahan bakar habis terkonsumsi 
  • Konsentrasi komponen oksidasi dibawah dari level yang diperlukan untuk mensupport sistem pembakaran. Salah satu misalnya pemadaman memakai gas inert. 
  • Energi panas dengan jumlah yang cukup mensupport sistem terjadinya api sudah di hilangkan atau dihindari untuk kontak dengan bahan bakar. Salah satu contoh kurangi energi panas yaitu menerapkan air untuk penyerapan panas. 

Sistem pembentukan api dihalangi dengan kimia atau didinginkan ke suhu yang cukup untuk menghindar reaksi pembakaran selanjutnya. Salah satu contoh dengan memakai system pemadaman yang bekerja dengan memasukkan unsur kimia kedalam sistem pembakaran
Penemuan dari riset ini berbuntut pada pengembangan jenis baru yang melukiskan ke-4 sistem dan juga dengan memasukkan penambahan reaksi kimia berkepanjangan didalam jenis baru tersebut

Sistem pembentukan api dengan spontan atau penyalaan sendiri (auto ignition)
Sistem ini memiliki sedikit ketidaksamaan sistem wajarnya di mana sistem ini tidak memerlukan sumber penyalaan untuk terjadinya sistem pembentukan api. Dalam sistem pembakaran spontan itu, bahan bakar memanaskan dianya ke titik suhu penyalaan sendiri sebelumnya mulai sistem pembakaran. Jadi contoh batubara, batubara yaitu material pada berpori di mana udara dapat masuk dan menyatu dalam material itu, namun panas yang di hasilkan terjebak akibatnya karena karakter batubara tersebut. Saat batubara mulai panas akibatnya karena panas yang terjebak didalam batubara, suhu yang dibuat menyentuh suhu penyalaan dan sistem pembakaran terjadi.

Walau dengan teori terlihat sederhana, namun sistem terjadinya api banyak di pengaruhi banyak aspek seperti aliran udara, suhu lingkungan, konsentrasi bahan bakar, bentuk dan ukuran bahan bakar dan lain-lain.

Dalam sistem kebakaran ataupun pembakaran, terdapat product yang dibuat dari sistem ini jadi hasil reaksi pada oksidator, bahan bakar dan sumber panas. Product itu yaitu :

  • Panas 
  • Cahaya 
  • Asap 
  • Gas Api 
  • Efek Fisiologis 
  • Efek toksin dari Gas Api 

Setelah kita ketahui sistem terjadinya kebakaran, maka kita juga akan dapat memastikan pengendalian untuk mengelola kemungkinan kebakaran ke level kemungkinan yang dapat terima dengan mengaplikasikan beberapa pengendalian kemungkinan. Kegagalan dalam pengelolaan kemungkinan dapat menyebabkan fatal seperti kematian, rusaknya property sampai terganggunya sistem produksi. Mudah-mudahan tulisan ini dapat menolong kita untuk mengatur kemungkinan kebakaran

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar